Safety Stock: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya

Hanif 26 Aug 2023 5 Menit 0

Ketika mempalajari Industri atau manajemen bisnis, mungkin bertanya-tanya apa itu Safety Stock?

Atau mungkin kamu pernah mengalami situasi di mana pelanggan mendatangi bisnismu, tapi barang yang mereka inginkan sedang kosong?

Yup, momen ‘duh, kenapa sih gini?’ itu bisa jadi disebabkan karena kita belum memahami benar apa itu safety stock. Sebagai gambaran, bayangin saja, safety stock ini ibarat ‘payung’ kita saat musim hujan tiba-tiba datang, menjaga kita tetap kering dan siap sedia.

Meski terkadang dipandang sebelah mata, namun sebenarnya bagian dari manajemen logistik ini memiliki prhitungan yang cukup rumit. Penasaran lebih lanjut untuk lebih jelasnya? Yuk, kita selami bersama!

Apa itu Safety Stock?

Safety stock, dalam dunia industri dan bisnis, adalah konsep yang sering disebut-sebut, namun tidak jarang juga masih kurang dimengerti.

Safety stock, atau yang sering kita sebut dengan stok pengaman, adalah sejumlah stok tambahan yang disimpan oleh perusahaan untuk mencegah kekosongan stok akibat perbedaan antara permintaan aktual dan permintaan yang diperkirakan.

Menurut ahli manajemen persediaan, Dr. Steven A. Melnyk, apa yang dimaksud dengan safety stock adalah “jumlah tambahan inventaris yang dipegang untuk melindungi terhadap variasi permintaan dan ketidakpastian dalam proses pasokan atau waktu pengiriman.”

Dengan kata lain, safety stock adalah cadangan barang yang kita miliki untuk menghindari kehabisan stok saat ada fluktuasi permintaan atau gangguan pasokan. Stok cadangan ini menjadi jaminan agar kita tidak kehabisan stok dan kehilangan kesempatan penjualan.

Mengingat dinamika permintaan pasar yang bisa berubah-ubah, safety stock adalah strategi yang pintar. Terkadang ada berbagai faktor yang bisa mengakibatkan gangguan dalam rantai pasokan, seperti masalah transportasi, cuaca ekstrem, atau bahkan masalah produksi. Dengan memiliki safety stock, kita memiliki “bantal keselamatan” untuk mengatasi berbagai kemungkinan tersebut.

Meski terkadang dianggap sama, tapi sebenarnya buffer stock dan safety stock itu berbeda loh!

Safety stock vs buffer stock

Dalam konteks bisnis, memiliki stok pengaman bukan berarti kita hanya mengumpulkan barang sembarangan. Ada ilmu di baliknya, lho! Namun sebelum masuk ke sana, mari kita bicara dulu tentang kenapa menentukan jumlah safety stock itu penting.

Pentingnya Menentukan Safety Stock Barang

Memahami pentingnya safety stock bukan hanya soal menghindari kekosongan stok, tapi juga tentang bagaimana kita bisa mengoptimalkan bisnis dan memenuhi harapan pelanggan. Eits, jangan buru-buru skip ya! Kita uraikan satu per satu mengapa safety stock penting:

  • Mencegah Kehilangan Penjualan
    Saat barang habis di rak, potensi pelanggan bisa berpaling ke kompetitor. Dan, trust me, kehilangan pelanggan bukanlah sesuatu yang kita inginkan. Dengan safety stock, kita meminimalkan risiko ini.
  • Menjaga Kepuasan Pelanggan
    Tau kan perasaan nyebelin saat kamu udah excited mau beli sesuatu, tapi ternyata barangnya habis? Safety stock memastikan pelanggan kita nggak perlu merasakan kecewa tersebut.
  • Mengatasi Variabilitas Dalam Rantai Pasokan
    Kadang, ada banyak faktor tak terduga dalam rantai pasokan, mulai dari cuaca buruk, mogok kerja, hingga keterlambatan pengiriman. Dengan stok pengaman, kita punya jaminan tambahan saat hal tak terduga terjadi.
  • Optimalisasi Biaya Operasional
    Memang sih, menyimpan barang tambahan memerlukan biaya. Tapi bayangkan biaya yang kita hemat dari potensi kerugian karena kehabisan stok. Dengan perencanaan yang matang, kita bisa menyeimbangkan antara biaya penyimpanan dengan keuntungan dari menjaga ketersediaan barang.
  • Meningkatkan Efisiensi Produksi
    Terutama untuk perusahaan yang memproduksi barang, safety stock bisa menjadi buffer saat ada gangguan dalam proses produksi. Sehingga, lini produksi nggak harus berhenti total dan bisa berjalan dengan lebih efisien.
  • Mengakomodasi Fluktuasi Permintaan
    Pasar itu dinamis. Kadang ada periode dimana permintaan meningkat tajam, seperti musim liburan atau promo besar-besaran. Dengan safety stock, kita siap sedia menghadapi lonjakan permintaan tersebut.

Menarik, kan? Siapa sangka di balik ‘stok tambahan’ ini, ada banyak alasan mengapa penting untuk menentukan safety stock barang. Tapi, pertanyaannya sekarang, gimana sih cara menghitung safety stock yang ideal?

Cara Menghitung Safety Stock

Enggak ada persenan mutlak untuk menghitung berapa banyak barang cadangan yang dimasukkan ke dalam gudang sebagai safety.

Ada beberapa variabel yang perlu kita pertimbangkan. Jangan khawatir, meskipun terdengar agak teknis, saya akan coba jelaskan dengan cara yang mudah dimengerti. Yuk, simak!

Rumus Dasar Safety stock

Rumus dasar nya adalah seperti ini

Safety stock = (maximum daily sales x maximum lead time) – (average daily sales x average lead time)

  • Maximum daily sales = jumlah maksimum penjualan harian
  • Maximum lead time = lama lead time/operasional pengiriman barang
  • Average daily sales = rata-rata penjualan harian
  • Average lead time = rata-rata lama lead time/lama waktu operasional pengiriman barang

Contohnya:

Perusahaan A umumnya mampu menjual produk hingga 300 unit setiap hari dan bisa mencapai puncak penjualan hingga 350 unit. Kecepatan supplier Perusahaan A dalam pengiriman barang menjadi salah satu alasan utama. Rata-rata, supplier memerlukan waktu 3 hari untuk pengiriman dan maksimal mencapai 5 hari. Oleh karena itu, stok tambahan yang harus disediakan oleh perusahaan adalah:

Safety stock = (350 x 5) – (300 x 3) = 1.750 – 900 = 850.

Selain perhitungan di atas, ada juga perhitungan safety stock dengan cara lain.

Rumus Safety Stock dengan distribusi normal/Z

Safety stock adalah - rumus safety stock

Rata-Rata Permintaan (D): Ini adalah jumlah rata-rata barang yang diminta oleh pelanggan dalam periode tertentu, misalnya per hari atau per minggu.

Waktu Pemenuhan Standar (LT): Ini adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang dari supplier setelah kita pesan.

Pages: 1 2

Bagikan ke:
Diarsipkan di bawah:
Hanif
Ditulis oleh

Hanif

hi, I'm a SEO content writer with interest on business, entrepreneur, digital marketing, and many more

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *