Ketika baru mendalami ilmu pergudangan, pasti akan bersinggungan dengan pertanyaan apa itu cluster picking?
Jenis picking ini memang kerap dibahas sebagai salah satu yang sering digunakan dalam warehouse management system.
Teknik ini menjanjikan peningkatan kecepatan dan akurasi dalam proses pengambilan barang di dunia logistik dan manajemen gudang terus berkembang.
Tetapi apa sebenarnya Cluster Picking ini? Dan bagaimana cara kerjanya dalam meningkatkan produktivitas gudang? Mari kita gali lebih dalam untuk memahami konsep dan keuntungan dari metode ini.
Apa Itu Cluster Picking
Cluster Picking adalah sebuah metode picking dalam gudang yang memungkinkan pekerja untuk mengambil beberapa order dalam satu sesi pengambilan. Bukannya mengambil satu order pada satu waktu, pekerja akan mengambil beberapa order sekaligus dalam satu ‘kluster’.
Sebagai tambahan, pakar pergudnagan dari Microsoft 365 menybutkan definisi cluster picking sebagai berikut.
Cluster picking adalah proses pengambilan barang yang memungkinkan Anda mengambil barang untuk beberapa pesanan pada saat yang sama dengan mengelompokkannya ke dalam kluster pengambilan. Anda kemudian harus mengunjungi lokasi pengambilan hanya satu kali. Biasanya, fungsi ini digunakan dengan pengambilan pesanan kecil atau jumlah yang kurang dari jumlah kasus.
Ini seringkali dilakukan dengan bantuan kereta atau troli dengan beberapa bin atau kotak, di mana setiap bin mewakili satu order. Dengan melakukan pengambilan barang berdasarkan kluster, pekerja bisa mengambil item untuk beberapa order sekaligus dalam satu rute, tanpa perlu kembali ke area pengambilan berulang kali.
Terdengar mirip dengan wave picking ya? Konsep ini difokuskan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan upaya dalam proses pengambilan barang di gudang.
2. Bagaimana Cara Kerja Cluster Picking?
Proses Cluster Picking dimulai dengan mengelompokkan beberapa order yang memiliki kesamaan, baik berdasarkan lokasi barang di gudang, jenis produk, atau faktor lain yang relevan. Setelah kelompok order terbentuk, sistem atau personil yang bertanggung jawab akan menentukan rute pengambilan barang yang paling efisien.
Seorang pekerja, biasanya dengan bantuan troli atau kereta yang dilengkapi dengan beberapa bin atau kotak, akan mulai bergerak sesuai dengan rute yang telah ditentukan. Saat tiba di lokasi barang tertentu, pekerja akan mengambil jumlah barang yang diperlukan untuk semua order dalam kluster tersebut, lalu mendistribusikannya ke bin atau kotak yang sesuai. Misalnya, jika ada tiga order dalam satu kluster yang semuanya memerlukan produk A, pekerja akan mengambil tiga unit produk A sekaligus dan menaruhnya di tiga bin yang berbeda, masing-masing mewakili satu order.
Setelah semua item untuk kluster tersebut telah diambil, pekerja akan kembali ke area packing atau stasiun kerja lainnya untuk memproses order tersebut. Selama proses ini, teknologi seperti sistem manajemen gudang (WMS) dan alat pemindaian barcode dapat digunakan untuk memastikan akurasi dan efisiensi dalam proses pengambilan barang.
Untuk lebih memahami mengenai pengertian cluster picking, coba cermati contoh di bawah.
Contoh Cluster Picking
Sebagai metode yang semakin populer dalam dunia logistik, Cluster Picking banyak digunakan dalam berbagai industri.
Mari kita telusuri salah satu contoh nyata penerapan Cluster Picking di lapangan:
Pusat Distribusi Pakaian Eceran
Dalam sebuah gudang besar yang melayani berbagai toko eceran pakaian, terdapat ribuan item berbeda, mulai dari pakaian wanita, pria, hingga anak-anak dengan berbagai ukuran, warna, dan model. Setiap hari, gudang menerima ratusan pesanan dari berbagai toko yang memerlukan pengiriman berbagai item dalam jumlah yang berbeda.
Tanpa menerapkan Cluster Picking, pekerja gudang mengambil item untuk satu pesanan satu per satu, bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain di gudang. Namun, dengan Cluster Picking, pesanan dari beberapa toko dikelompokkan menjadi satu kluster berdasarkan kesamaan item dan lokasi di gudang.
Baca Juga
Seorang pekerja dengan keranjang atau troli pengambilan khusus, yang memiliki beberapa slot atau kotak terpisah untuk setiap pesanan, akan mulai mengambil barang. Dengan bantuan sistem manajemen gudang (WMS) dan scanner barcode, pekerja akan diarahkan ke lokasi yang tepat di gudang untuk mengambil item untuk semua pesanan dalam kluster tersebut sekaligus.
Sebagai contoh, jika tiga toko berbeda memesan kemeja model yang sama tetapi dalam ukuran yang berbeda, pekerja akan mengambil semua kemeja tersebut dalam satu kunjungan ke lokasi tersebut, kemudian menempatkannya di slot atau kotak yang sesuai di keranjang atau troli mereka.
Setelah selesai, barang-barang tersebut akan dibawa ke area pengemasan, di mana setiap pesanan akan dipisahkan, dikemas, dan dilabeli sesuai untuk setiap toko tujuan. Dengan cara ini, gudang dapat memproses pesanan lebih cepat, mengurangi jumlah perjalanan yang diperlukan di dalam gudang, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Kelebihan dan Kekurangan Cluster Picking
Cluster Picking memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya banyak di terapkan di gudang modern.
Kelebihan Cluster Picking:
- Efisiensi Waktu
Dengan menggabungkan beberapa order ke dalam satu kluster, pekerja dapat mengambil barang untuk beberapa order sekaligus, mengurangi jumlah perjalanan yang harus mereka lakukan di gudang. - Akurasi yang Lebih Tinggi
Teknologi yang mendukung, seperti sistem manajemen gudang (WMS) dan alat pemindaian barcode, meningkatkan akurasi pengambilan barang, mengurangi kemungkinan kesalahan. - Pengurangan Biaya Tenaga Kerja
Mengurangi jumlah perjalanan di gudang berarti pekerja dapat mengambil lebih banyak order dalam waktu yang sama, sehingga menghemat biaya tenaga kerja.
Peningkatan Kapasitas Order: Dengan efisiensi waktu yang meningkat, gudang dapat memproses lebih banyak order dalam sehari, meningkatkan kapasitas produksi dan pengiriman.
Kekurangan Cluster Picking
- Kompleksitas dalam Penyusunan
Mengatur order dalam kluster membutuhkan perencanaan yang baik dan sistem yang mendukung. Kesalahan dalam penyusunan bisa mengakibatkan inefisiensi. - Kebutuhan Teknologi
Cluster picking umumnya mengandalkan teknologi seperti WMS dan alat pemindaian. Bagi gudang yang belum terintegrasi dengan teknologi ini, mungkin diperlukan investasi awal yang signifikan.
Pelatihan Tenaga Kerja: Mengingat kompleksitas metode ini, pekerja perlu pelatihan khusus untuk memahami proses dan teknologi yang terlibat. - Kesalahan Pengelompokkan
Jika ada kesalahan dalam mengelompokkan order, hal ini bisa mengakibatkan pekerja kembali ke area yang sama beberapa kali, mempengaruhi efisiensi proses.
Dalam memilih metode pengambilan barang, penting bagi manajemen gudang untuk mempertimbangkan sifat dan volume bisnis mereka, serta sumber daya yang mereka miliki. Meskipun cluster picking memiliki banyak kelebihan, metode ini mungkin tidak sesuai untuk semua jenis operasi gudang.
Akhir Kata
Bagaimana, sudah mulai mengerti mengenai definisi cluster picking?
Metode picking yang satu ini memang cukup kompleks, namun telah terbukti sebagai salah satu metode paling efisien dalam dunia logistik untuk mengoptimalkan proses pengambilan barang di gudang.
Dengan mengelompokkan pesanan berdasarkan kesamaan item dan lokasi penyimpanan, metode ini dapat mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan pekerja dalam mengambil barang, mengurangi kemungkinan kesalahan, dan mempercepat proses pengiriman.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan, manfaat yang diberikan oleh Cluster Picking dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi seringkali jauh lebih besar.
Bagi industri atau bisnis yang menghadapi volume pesanan besar dan variasi produk yang luas, penerapan Cluster Picking dapat menjadi solusi yang sangat berharga.
Baca juga artikel menarik seputar Ekspedisi & Logistik di pluginongkoskirim.com yang terkait dengan logistikatau artikel lainnya dari Mufid Hanif. Untuk informasi lebih lanjut atau kebutuhan lainnya, Anda bisa menghubungi kami melalui support@tonjoo.com
Sumber:
System-directed cluster picking – https://learn.microsoft.com/en-us/dynamics365/supply-chain/warehousing/system-directed-cluster-pick