Sempat disinggung secara singkat sebagai salah satu model order fulfillment, engineer to order adalah sebuah pendekatan di mana produk dibuat atau dimodifikasi sesuai keinginan konsumen.
Engineer to order biasanya diterapkan pada manufaktur yang membutuhkan spesifikasi khusus sesuai pesanan.
Contoh engineer to order meliputi perusahaan galangan kapal, pembuatan pesawat, mesin industri, perusahaan konstruksi, dan karoseri bus/truk. Tidak hanya produk fisik, model ini juga meliputi produk digital seperti pengembangan software, website, dan sistem informasi.
Mari kita telusuri lebih lanjut tentang apa itu ETO, kelebihannya, dan contoh penerapannya dalam bisnis.
Apa Itu Engineer to Order?
Seperti yang kita tahu, beberapa produk seperti kapal seringkali memiliki fungsi terspesialisasi yang membutuhkan spesifikasi khusus. Untuk mewujudkannya, maka diperlukan proses engineering terlebih dahulu. Maka dari itu, Model order fulfillment engineer to order diperlukan.
Engineer to Order adalah proses yang dilakukan produsen dengan merancang, membuat, dan menyempurnakan produk sehingga spesifikasinya sesuai dengan keinginan pmbeli.
Metode ini melibatkan pengembangan dan perancangan berdasarkan permintaan pelanggan. Dalam metode ini, proses produksi dimulai setelah pesanan diterima dan spesifikasinya telah disepakati. Hal ini berarti, tidak ada produk yang diproduksi sebelumnya atau persediaan barang yang disimpan, seperti dalam model produksi lainnya seperti Make-to-Stock atau Build-to-Order.
Bayangkan saja jika kapal diproduksi secara massal layaknya handphone, tuntu hal ini malah merugikan, kan?
Karena memakan biaya produksi tinggi, produk ini sulit untuk dibuat massal. Padahal, kemungkinan terjualnya juga tidak jelas. Terlebih lagi, pembeli terkadang menginkan produk seperti kapal dan pesawat dengan fitur spesial dan kustomisasi khusus.
Namun demikian, model ini tidak terbatas pada industri tertentu saja. Perusahaan kecil dan menengah di berbagai sektor juga dapat mengadopsi metode ini, seperti bisnis pembuatan perhiasan kustom atau layanan desain website, dimana setiap produk atau layanan dirancang dan dikembangkan berdasarkan permintaan dan kebutuhan masing-masing pelanggan.
Alur Kerja Engineer to Order
Proses Engineer-to-Order (ETO) berlangsung dalam beberapa tahap yang melibatkan interaksi yang erat antara perusahaan dan pelanggan. Dalam banyak kasus, alur kerja ini menjadi lebih kompleks daripada model produksi lainnya, seperti Make-to-Stock atau Build-to-Order, karena setiap produk dibuat secara unik sesuai permintaan spesifik pelanggan.
1. Diskusi/Konsultasi
Pelanggan dan produsen/kontraktor bisa berdiskusi mengnai konsep produk, fitur yang akan disematkan dan estimasi kasar waktu pengerjaan & biaya.
2. Perencanaan dan Desain
Tenaga ahli akan mulai bekerja pada desain dan pengembangan produk. Ini bisa saja melibatkan rancang bangun, model 3d dan prototipe.
3. Pengajuan Proposal
Proposal produk termasuk desain, spesifikasi, biaya, dan waktu pengiriman kemudian diajukan kepada pelanggan.
4. Produksi
Setelah desain dan spesifikasi produk disetujui oleh pelanggan, proses produksi dimulai.
5. Pengujian
Produk akan melalui pengujian dan pemeriksaan kualitas (quality control) agar memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang sudah disepakati.
6. Pengiriman & instalasi jika diperlukan
Tidak hanya dikirimkan, terkadang beberapa produk speerti mesin industri, infrastruktur telekomunikasi, peralatan medis khusus, dan sistem energi terbarukan membutuhkan instalasi sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan.
7. Dukungan Purna Jual
Pasca pembelian, pelanggan bisa saja menginginkan pemerliharaan, perbaikan, upgrade, atau modifikasi lebih lanjut.
Alur kerja ini mencerminkan tingkat personalisasi dan penyesuaian yang terlibat dalam metode Engineer-to-Order. Meski prosesnya mungkin lebih panjang dan lebih kompleks daripada model produksi lainnya, hasilnya adalah produk atau layanan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan.
Kelebihan dan Kekurangan Engineer to Order
Masing-masing model produksi atau fulfilment order pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-msaing. Kelebihan dan kekurangan ini menjadi pertimbangan mengapa beberapa produk banyak dikembangkan dengan model ini.
Kelebihan Engineer to Order (ETO)
Engineer-to-Order (ETO) memiliki berbagai kelebihan yang menjadikannya pilihan menarik dalam banyak skenario industri.
Baca Juga
- Kustomisasi tinggi
- Nilai tambah produk lebih tinggi
- Peluang pada segmen pasar khusus
Dengan pendekatan ETO, perusahaan dapat menghindari overstock karena produksi hanya dimulai setelah pesanan diterima, sehingga mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan modal kerja.
Kekurangan Engineer to Order (ETO)
Sebagai sebuah model, Engineer-to-Order (ETO) juga memiliki beberapa tantangan dan kekurangan.
- Waktu produksi lebih lama
- Biaya produksi tinggi
- Manajemen proyek yang kompleks
- Risiko lebih tinggi
Tidak ketinggalan, karena produksi hanya dimulai setelah pesanan diterima, ETO bisa menjadi lebih mahal bagi perusahaan, terutama jika terjadi kesalahan atau perubahan dalam proses produksi.
Contoh Perusahaan yang Menggunakan Engineer to Order
Berikut beberapa perusahaan besar yang memanfaatkan model Engineer to Order sebagai operasional mereka.
1. Boeing
Meski belum pernah naik pesawat, pasti sudah kenal dengan perusahaan produsen pesawat terbesar di dunia ini kan? Untuk memproduksi pesawat, boeing menerapkan pendekatan ETO. Setiap pesawat dirancang dan diproduksi berdasarkan request dan spesifikasi dari customer.
Misalnya, beberapa maskapai mungkin menginginkan konfigurasi kursi penumpang, kabin yang lebih mewah atau fitur dengan spesifikasi tertentu ketika memesan pesawat.
2. Caterpillar
Bagi yang berkecimpung dalam pertambangan dan angkutan berat, pasti sudah tidak asing lagi dengan merk ini. Caterpillar menggunakan model ETO untuk menghasilkan peralatan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pelanggan mereka, seperti kondisi geografis atau tujuan penggunaan khusus.
3. Siemens
Bagi generasi 90 an mungkin masih ingat dengan ponsel brand yang satu ini? Kini, brand ini fokus pada industrial manufacturing. Misalnya, mereka merancang dan membangun turbin gas yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
4. PT. PAL Indonesia (Persero)
Perusahaan industri maritim ini merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang menerapkan model ETO. PT. PAL merancang dan membangun berbagai jenis kapal sesuai dengan permintaan dan spesifikasi yang diberikan oleh pelanggan mereka. Perusahaan ini juga dikenal mampu memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari kapal perang hingga kapal penumpang dan kargo.
5. PT. Dirgantara Indonesia (Persero)
Sebagai perusahaan penerbangan nasional, PT. Dirgantara Indonesia merancang dan memproduksi pesawat terbang berdasarkan kebutuhan dan permintaan pelanggan. Baik itu pesawat penumpang, pesawat latih, atau pesawat khusus lainnya.
Banyak produknya baik berupa sparepart pesawat maupun pesawat jadi diekspor untuk pasar internasional.
Akhir Kata
Sekarang kamu sudah tahukan kalau model order fulfilment engineer to order banyak digunakan industri besar?
Memanfaatkan model Engineer-to-Order dalam operasional bisnis memang menawarkan berbagai kelebihan, namun tidak bisa dipungkiri juga adanya tantangan dan kekurangan yang perlu dihadapi. Meski begitu, dengan pemahaman yang baik dan manajemen yang efisien, model ini dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan, terutama dalam memenuhi permintaan pelanggan yang spesifik dan unik.
Semoga artikel ini bisa memberikan pengetahuan baru dan berguna bagi Anda. Ingatlah, dalam dunia bisnis, pengetahuan adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan mencapai kesuksesan. Teruslah belajar dan berkembang!
Baca juga artikel menarik seputar Ekspedisi & Logistik di pluginongkoskirim.com yang terkait dengan logistikatau artikel lainnya dari Mufid Hanif. Untuk informasi lebih lanjut atau kebutuhan lainnya, Anda bisa menghubungi kami melalui support@tonjoo.com