Ketika mempalajari Industri atau manajemen bisnis, mungkin Anda bertanya-tanya apa itu Safety Stock? Atau mungkin Anda pernah mengalami situasi ketika pelanggan mendatangi bisnis Anda, tetapi barang yang mereka inginkan malah habis atau kosong.
Yup, momen seperti itu bisa jadi disebabkan karena Anda belum memahami benar apa itu safety stock. Mudahnya begini, safety stock diibaratkan ‘payung’ yang menjaga Anda agar tidak basah saat musim hujan tiba-tiba datang.
Meski terkadang dipandang sebelah mata, tetapi faktanya bagian dari manajemen logistik ini memiliki perhitungan yang cukup rumit lho! Penasaran bagaimana memahami dan menghitungnya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Apa itu Safety Stock?
Safety stock (stok pengaman) adalah sejumlah stok tambahan yang disimpan oleh perusahaan untuk mencegah kekosongan stok akibat perbedaan antara permintaan aktual dan permintaan yang diperkirakan.
Menurut ahli manajemen persediaan, Dr. Steven A. Melnyk, safety stock diterjemahkan sebagai “jumlah tambahan inventaris yang disimpan untuk melindungi terjadinya variasi permintaan dan ketidakpastian dalam proses pasokan atau waktu pengiriman.”
Dengan kata lain, safety stock adalah cadangan barang yang sengaja disimpan atau dikelola oleh perusahaan untuk menghindari kehabisan stok saat terjadi fluktuasi permintaan atau gangguan pasokan.
Ya bisa dibilang stok cadangan ini menjadi jaminan agar Anda tidak kehabisan stok dan kehilangan kesempatan menjual barang ke konsumen.
Mengingat dinamika permintaan pasar bisa berubah kapan pun, safety stock bisa jadi strategi bisnis yang paling tepat. Apalagi jika terjadi gangguan dalam rantai pasokan, seperti masalah transportasi, cuaca ekstrem, atau bahkan masalah produksi. Dengan memiliki safety stock, itu berarti Anda sudah siap payung sebelum hujan.
Perlu Anda ketahui pula, meski terdengar sama, tetapi sebenarnya buffer stock dan safety stock itu berbeda, loh!
Dalam konteks bisnis, memiliki stok pengaman bukan berarti Anda hanya fokus mengumpulkan barang sembarangan. Anda perlu mempelajari pentingnya menentukan stok barang pengaman berikut ini!
2. Pentingnya Menentukan Safety Stock Barang
Memahami pentingnya safety stock bukan hanya soal menghindari kekosongan stok, tetapi juga tentang cara Anda bisa mengoptimalkan bisnis dan memenuhi harapan pelanggan. Eits, jangan buru-buru skip ya! Mari diuraikan satu per satu mengapa safety stock penting:
2.1. Mencegah Kehilangan Penjualan
Saat barang habis di etalase penyimpanan, potensi pelanggan berpaling ke kompetitor sangatlah besar. Dan, percaya deh! Kehilangan pelanggan pasti bukan sesuatu yang Anda inginkan, bukan? Adanya safety stock memang untuk meminimalkan risiko seperti ini.
2.2. Menjaga Kepuasan Pelanggan
Tahu kan betapa menyebalkannya saat Anda sudah excited mau beli sesuatu, tapi ternyata barangnya habis? Safety stock memastikan pelanggan Anda tidak merasakan kekecewaan yang sama.
2.3. Mengatasi Variabilitas Dalam Rantai Pasokan
Kadang ada banyak faktor tak terduga dalam rantai pasokan, mulai dari cuaca buruk, mogok kerja, hingga keterlambatan pengiriman. Dengan stok pengaman, Anda punya jaminan tambahan saat hal tak terduga terjadi.
2.4. Optimalisasi Biaya Operasional
Memang sih, menyimpan barang tambahan memerlukan biaya, akan tetapi dengan perencanaan yang matang, Anda bisa menyeimbangkan antara biaya penyimpanan dengan keuntungan dari menjaga ketersediaan barang.
2.5. Meningkatkan Efisiensi Produksi
Baca Juga
Bagi perusahaan yang memproduksi berbagai jenis barang, safety stock bisa menjadi buffer saat ada gangguan dalam proses produksi, sehingga lini produksi tidak akan terganggu apalagi berhenti total dan bisa berjalan dengan lebih efisien.
2.6. Mengakomodasi Fluktuasi Permintaan
Pasar itu dinamis dan fluktuatif. Kadang permintaan akan suatu barang meningkat tajam, seperti musim liburan atau promo besar-besaran tetapi juga mengalami penurunan saat-saat tertentu. Nah, dengan safety stock, Anda akan lebih siap sedia menghadapi lonjakan permintaan tersebut.
Menarik, kan? Siapa sangka di balik ‘stok tambahan’ ini, ada banyak alasan mengapa penting untuk menentukan safety stock barang. Namun, pertanyaannya sekarang, gimana sih cara menghitung safety stock yang ideal?
3. Cara Menghitung Safety Stock
Sebenarnya tidak ada nilai atau persenan secara mutlak untuk menghitung berapa banyak barang cadangan yang dimasukkan ke dalam gudang sebagai safety stock.
Ada beberapa variabel yang perlu Anda pertimbangkan. Sebagai penjelasan, perhatikan contoh rumus dan perhitungan di bawah ini ya!
3.1. Rumus Dasar Safety stock
Rumus dasar nya adalah seperti ini
Safety stock = (maximum daily sales x maximum lead time) – (average daily sales x average lead time)
- Maximum daily sales = jumlah maksimum penjualan harian
- Maximum lead time = lama lead time/operasional pengiriman barang
- Average daily sales = rata-rata penjualan harian
- Average lead time = rata-rata lama lead time/lama waktu operasional pengiriman barang
3.2. Contohnya Perhitungan Safety Stock
Perusahaan A umumnya mampu menjual produk hingga 300 unit setiap hari dan bisa mencapai puncak penjualan hingga 350 unit. Kecepatan supplier Perusahaan A dalam pengiriman barang menjadi salah satu alasan utama. Rata-rata, supplier memerlukan waktu 3 hari untuk pengiriman dan maksimal mencapai 5 hari. Oleh karena itu, stok tambahan yang harus disediakan oleh perusahaan adalah:
Safety stock = (350 x 5) – (300 x 3) = 1.750 – 900 = 850
Selain perhitungan di atas, ada juga perhitungan safety stock dengan cara lain.
3.3. Rumus Safety Stock dengan distribusi normal/Z
- Rata-Rata Permintaan (D): Ini adalah jumlah rata-rata barang yang diminta oleh pelanggan dalam periode tertentu, misalnya per hari atau per minggu.
- Waktu Pemenuhan Standar (LT): Ini adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang dari supplier setelah Anda memesannya.
- Deviasi Permintaan (DD): Ini mengukur seberapa besar fluktuasi permintaan dari rata-ratanya. Intinya, ini mengukur ketidakpastian dari sisi permintaan.
- Deviasi Waktu Pemenuhan (DLT): Ini mengukur seberapa sering waktu pemenuhan nyata berbeda dari rata-rata waktu pemenuhan. Mirip dengan DD, tapi fokus pada ketidakpastian waktu pengiriman.
Dengan variabel-variabel di atas, kita bisa menggunakan rumus berikut:
Safety Stock=(DÃLT)+(ZÃâ(DÃDD2)+(LT2ÃDLT2)â)
Di mana Z adalah nilai Z dari distribusi normal yang berkaitan dengan tingkat pelayanan yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat pelayanan yang diinginkan, semakin besar nilai Z-nya.
3.4. Contoh Perhitungan Safety Stock dengan distribusi normal/Z
Misalkan sebuah toko online memiliki data sebagai berikut:
- Rata-rata permintaan (D) = 50 unit per hari
- Waktu pemenuhan standar (LT) = 5 hari
- Deviasi permintaan (DD) = 10 unit
- Deviasi waktu pemenuhan (DLT) = 2 hari
- Nilai Z untuk tingkat pelayanan 95% = 1,645
- Maka, Safety Stock-nya adalah:
Jadi, toko online tersebut idealnya harus memiliki...