Apa Itu Buffer Stock, Contoh, Serta Cara Menghitungnya

Hanif 20 Mar 2024 5 Menit 0

Sudah pernah mendengar istilah buffer stock atau stok penyangga? Ini adalah istilah terkait supply chain yang juga dipelajari dalam manajemen bisnis, termasuk juga teknik industri.

Di era bisnis yang serba dinamis, memahami konsep ini adalah salah satu kunci dalam manajemen logistik.

Pada kesempatan ini, kami akan mengulas apa itu buffer stock, manfaat stok penyangga, dan bagaimana cara menghitungnya. Tidak ketinggalan termasuk juga perbedaan antara buffer stock dan safety stok juga akan kami ulas.

Mari kita mulai dari definisinya!

Apa itu Buffer Stock?

Jika diartikan secara harfiah, Buffer Stock memiliki arti stok penyangga. Terkadang stok ini juga disebut sebagai stok tambahan atau stock cadangan, meski sebenarnya sedikit kurang tepat.

Definisi buffer stock adalah persediaan yang disimpan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan (demand) maupun pasokan (supply).

Mengingat demand dan supply yang tidak sepenuhnya dapat diprediksi, stok cadangan ini bias mencegah kekosongan rak. Tujuan akhirnya, operasional bisnis bisa tetap lancar meski terjadi gangguan atau ketidakpastian supply dan demand.

Buffer stock adalah penjaga dalam rantai pasokan, sebagai lapisan perlindungan antara permintaan konsumen yang berubah-ubah dan ketidak pastian pasokan dari supplier.

Edward A. Silver

Buffer stock pemerintah dan buffer stock bisnis

Namun, perlu dipahami bahwa konsep serupa ini bisa jadi berbeda dalam kaca mata pemerintahan. perbedaan utama terletak pada fokus pemerintah sebagai stabilisasi harga, sementara fokus bisnis untuk mendapatkan keuntungan maksimal.

Dari definisi di atas, mungkin buffer stock terdengar mirip seperti safety stock. Meski sama-sama berperan sebagai pengaman ketika stok utama habis, namun secara definisi ada perbedaan antara safety stock dan buffer stock.

Manfaat Buffet Stock

Sebelumnya sempat disinggung bahwa buffer stock bisa membantu mengatasi kehabisan stok akibat supply and demand yang tidak stabil. Namun sebenarnya buffer stock juga memiliki banyak fungsi lain.

  • Operasional Tetap Terjaga
    Proses operasional perusahaan bisa tetap berjalan tanpa henti meski ada gangguan atau fluktuasi pada pasokan bahan baku/komponen.
  • Mendapatkan Harga Khusus
    Pembelian dalam jumlah besar atau disebut juga bulk buy lebih menguntungkan karena harga yang lebih rendah. Dengan menambah volume pembelian untuk buffer stock, margin keuntungan juga bisa lebih besar.
  • Tidak ada Biaya Order Ulang
    Frekuensi pembelian berulang atau order ulang kerap menimbulkan biaya tambahan. Dengan menambah buffer stock, biaya ini bisa ditekan.
  • Produksi jadi lebih fleksibel
    Buffer stock memungkinkan perusahaan untuk memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan jadwal produksi berdasarkan permintaan pasar tanpa khawatir kehabisan stock.
  • Risiko Kehilangan Pelanggan berkurang
    Dengan adanya buffer stock, ketersediaan stock bisa lebih terjamin, sehingga pelanggan bisa mendapatkan produk dengan tepat waktu. Secara tidak langsung membuat pelanggan puas dan loyal.

Itu dia beberapa manfaat buffer stock yang bisa dijumpai baik untuk toko maupun pabrik. Dari situ bisa dipahami betapa pentingnya buffer stock dalam manajemen persedian suatu perusahaan.

Strategi ini bisa berfungsi sebagai alat pelindung dari ketidak pastian eksternal sekaligus untuk meningkatkan efisiensi dan profibilitas.

Contoh Buffer Stock

Setelah mengetahui definisi dan fungsi buffer stock, contoh buffer stock yang lebih konkrit dalam berbagai bidang industri ini bisa membantu untuk memahami konsep ini dengan lebih baik.

  • Industri Elektronik
    Manufaktur pembuat smartphone bisa menyimpan komponen tambahan seperti layar atau baterai sebagai buffer stock. Dengan begitu, lini produksi bisa dipastikan tetap berjalan lancar meski ada masalah pasokan stok, suku cadang yang gagal, atau gangguan lain terkait suku cadang tersebut.
  • Industri Otomotif
    Sama seperti produksi smartphone, manufaktur otomotif bisa saja memiliki stok tambahan seperti ban untuk memastikan bahwa proses perakitan tidak terganggu karena kekurangan komponen tersebut.
  • Industri Farmasi
    Obat-obatan dengan permintaan tinggi, misalnya menjelang musim tertentu seperti obat flu bisa disimpan dengan stok lebih banyak sebagai buffer stock. Dengan begitu ketersediaan obat untuk pasien bisa lebih terjamin.
  • Industri Makanan
    Restoran cepat saji bisa saja menyimpan beberapa bahan makanan seperti kentang sebagai buffer stock. Dengan begitu, ketika demand meningkat maka restoran tidak perlu kesulitan meencari bahan baku lagi.
  • Ritel Fashion
    Toko pakaian bisa saja menyimpan stok item paling laris dengan dilebihkan sebagai buffer stock, misalnya untuk ukuran paling populer menjelan idul fitri di mana demand baju meningkat. Dengan begitu toko bisa memastikan pelanggan bisa selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dan toko pun tidak kehilangan angka penjualan.

Itu dia beberapa contoh bagaimana buffer stock diterapkan dalam berbagai sektor, mulai dari manufaktur hingga retail.

Meski dalam berbagai bidang berbeda, tujuannya tetap sama, mengurangi risiko gangguan operasional dan memaksimalkan keuntungan serta kepuasan pelanggan.

Cara Menghitung Buffer Stock

Setelah mengetahui contohnya, bagaimana cara mengetahui jumlah buffer stock yang ideal?

Melalui cara menghitung buffer stock ini, Anda bisa memastikan bisnis untuk selalu siap menghadapi fluktuasi permintaan maupun supply dalam supply chain.

1. Rumus Buffer Stock

Sebelumnya, perhatikan terlebih dahulu rumus buffer stock .

Rumus Buffer Stock

“Buffer Stock”=”Lead Time Demand”−(“Average Daily Demand”×”Lead Time”)

Keterangan:

  • Lead Time Demand
    Jumlah unit yang diharapkan untuk terjual dalam periode waktu saat memesan stok
  • Average Daily Demand
    Demand rata-rata setiap harinya
  • Lead Time
    Lama waktu yang diperlukan mulai dari memesan stok hingga stok tersebut tiba dalam hari.

Setelah mengetahui rumus dan komponen faktor yang terlibat dalam rumus tersebut, simak contoh perhitungan buffer stock berikut.

2. Contoh Soal Buffer Stock

Mari kita lihat contoh untuk memahami lebih baik:

Anda memiliki toko sepatu yang memiliki data historis bahwa rata-rata angka penjualan adalah 20 pasang sepatu setiap hari. Pemesanan dari pemasok membutuhkan waktu 5 hari untuk tiba. Selama 5 hari tersebut, ada event khusus yang meningkatkan permintaan hingga 120 pasang sepatu.

3. Contoh Perhitungan Buffer Stock

Dari persoalan di atas, diketahui bahwa

  • Average daily demand/rata-rata permintaan tiap hari = 20 pasang sepatu;
  • Lead time/lama sepatu tiba dari pemasok = 5 hari;
  • lead time demand=120 pasang sepatu.

Dengan begitu, bisa dimasukkan ke dalam rumus buffer stock seperti berikut:

Buffer Stock = Lead Time Demand – ( Average Daily Demand x Lead Time )
Buffer Stock = 120-(20×5)
Buffer Stock = 120-100
Buffer Stock = 20

Buffer stock - contoh perhitungan

Dari perhitungan di atas, melalui rumus buffer stock bisa diketahui bahwa jumlah stock penyangga yang dianjurkan adalah 20 pasang sepatu.

Jumlah ini dianggap ideal untuk memenuhi permintaan stok yang meningkat sekaligus untuk memenuhi stok dalam waktu tersebut. Risiko kehilangan penjualan karena kekurangan stok pun bisa diminimalisir.

Pages: 1 2

Bagikan ke:
Diarsipkan di bawah:
Hanif
Ditulis oleh

Hanif

hi, I'm a SEO content writer with interest on business, entrepreneur, digital marketing, and many more

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *