Arti ready stock (barang tersedia secara langsung) adalah ketersediaan barang atau produk secara real time. Istilah ini kerap digunakan dalam dunia bisnis, terutama bagi para pengusaha yang berjualan online di marketplace.
Barang yang ready stock sangatlah penting bagi para pelaku usaha untuk menyampaikan pesan kepada para pelanggannya bahwa produk yang diminta atau dibutuhkan siap dikirim atau pun siap dibeli langsung.
Adanya ready stock menandakan bahwa inventory management perusahaan berjalan dengan baik, sehingga kepuasan pelanggan terjaga. Begitu pula dengan omzet yang diperoleh perusahaan.
Lalu, apa kelebihan dan kekurangan serta perbedaan antara ready stock dengan pre-order? Baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.
1. Apa itu Ready Stock?
Arti ready stock (ketersediaan barang) adalah barang yang diinginkan pelanggan atau customer siap dikirim sesaat setelah mereka memesannya.
Sementara itu, dikatakan barang di marketplace ready stock apabila konsumen bisa membeli maupun mendapatkan barang di hari yang sama ketika mereka memesannya tanpa perlu menunggu proses produksi atau pengadaan barang terlebih dahulu.
Dengan menjaga ketersediaan barang seperti ini, maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang menginginkan produk tersebut karena mereka tidak perlu menunggu lama.
Bagi perusahaan, ketersediaan stok (ready stock) akan memberikan segudang keuntungan. Contoh saja meningkatkan kepuasan pelanggan, menaikkan pendapatan perusahaan, dan menghindari terjadinya dead stock.
2. Kelebihan dan Kekurangan Ready Stock bagi Bisnis
Perlu diketahui bahwa adanya barang yang ready stock memang akan memberikan nilai plus pada perusahan, tetapi juga tak menampik akan menimbulkan beberapa risiko.
Apa saja kelebihan dan kekurangan ready stock bagi sebuah bisnis?
2.1. Kelebihan Ready Stock bagi Pelaku Usaha
Inilah keunggulan atau kelebihan ready stock bagi perusahaan:
2.1.1 Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Selain kepuasan, ready stock bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap usaha yang Anda jalankan.
Sebab, umumnya konsumen akan lebih memilih berbelanja di toko yang memiliki stok barang siap dikirim, dibeli, apalagi diborong agar bisa dijual kembali maupun langsung digunakan sendiri.
Sebaliknya, out of stock (kehabisan persediaan) akan membuat mereka kecewa dan mencari produk serupa di tempat lain yang pasti akan membuat peluang penjualan Anda menurun.
2.1.2. Mengurangi Risiko Understock
Ketika barang atau produk dinyatakan ready stock, maka perusahaan dapat menghindari risiko terjadinya understock, yaitu ketidakcukupan atau kurangnya stok barang di gudang serta etalase.
Tentu saja hal ini dapat memperkecil risiko kerugian akibat hilangnya peluang bisnis yang disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan pelanggan.
2.1.3. Membuat Operasional Lebih Efisien
Ready stock sebenarnya juga mampu membantu perusahaan mengoptimalkan proses operasional, karena ketika persediaan barang siap dijual, maka proses pemenuhan pesanan kepada pelanggan menjadi lebih lancar dan efisien.
Hal ini juga bisa menyelamatkan citra atau reputasi perusahaan dari review buruk pelanggan.
2.1.4. Tidak Perlu Mengeluarkan Biaya Produksi Mendesak
Apa hubungan ready stock dengan biaya produksi yang bersifat mendesak? Ketika ketersediaan barang mencukupi dan ada, maka perusahaan tidak perlu melakukan produksi mendesak saat ada pesanan yang masuk.
Sebaliknya, ketika barang yang diinginkan pelanggan tidak tersedia, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya produksi dadakan untuk memenuhinya permintaan dari pelanggan secepat mungkin.
2.1.5. Memperluas Pasar dan Menarik Pelanggan Baru
Keadaan barang yang ready stock rupanya dapat meningkatkan daya tarik bagi pelanggan baru yang sedang mencari produk pengganti atau produk alternatif.
Misalnya pelanggan tadinya hendak membeli barang dari toko A, tetapi ternyata habis, sehingga mencari produk serupa di tempat lain. Dan ternyata produk Andalah yang dipilih.
Fenomena ini tentu akan membantu perusahaan memperluas pasarnya dan menjangkau calon pelanggan baru lebih banyak.
2.1.6. Meningkatkan Omzet dan Laba Perusahaan
Tidak diragukan lagi jika ready stock akan membuat pelanggan berdatangan, sehingga omzet dan laba perusahaan naik.
Apalagi jika Anda berjualan di melalui e-commerce, tentunya hal ini sangat menguntungkan dari sisi finansial.
2.1.7. Memperkuat Brand
Terjadinya ready stock secara terus menerus sebetulnya mampu memperkuat brand perusahaan yang Anda miliki.
Sebab, adanya ketersediaan barang akan mencerminkan efisiensi dan kualitas bisnis, yang mana pelanggan akan menganggap jika perusahaan Anda digarap secara profesional dan terstruktur.
2.2. Kekurangan Ready Stock dalam Bisnis
Baca Juga
Selain menyuguhkan beberapa keunggulan, banyak pula kelemahan ready stock bagi suatu perusahaan yang meliputi:
2.2.1. Biaya Penyimpanan dan Pemeliharaan
Memiliki stok barang yang siap jual memang baik, tetapi di waktu bersamaan perusahaan harus menyiapkan ruang penyimpanan yang cukup untuk produk tersebut.
Dan biasanya biaya penyimpanan akan menjadi beban pengeluaran bagi perusahaan, apalagi jika barang yang disimpan punya volume besar, mudah rusak, dan butuh perawatan khusus.
2.2.2. Nilai Barang Menurun
Produk yang disimpan terlalu lama dalam gudang atau mengendap di etalase akan mengalami penurunan nilai dan kualitas karena adanya perubahan tren, teknologi, serta permintaan pasar.
Penurunan nilai barang tentu akan menimbulkan kerugian bagi bisnis Anda, karena ketika pelanggan sudah tidak berminat, Anda harus menjualnya dengan harga lebih rendah atau malah membuangnya.
2.2.3. Overstock
Salah satu kelemahan ready stock adalah rawan terjadinya overstock (kelebihan stok barang) akibat tidak terjual dalam suatu periode tertentu.
Overstock ini nantinya akan mempengaruhi kondisi finansial perusahaan karena biaya penyimpanan barang yang tinggi dan penurunan harga produk untuk menjual persediaan berlebih daripada biasanya.
2.2.4. Risiko Kedaluwarsa Tinggi
Pada beberapa industri bisnis, khususnya bisnis yang bergerak di bidang kuliner harus berhati-hati dengan ready stock. Sebab, produk yang ditawarkan pada pelanggan memiliki masa penggunaan terbatas.
Tingkat kedaluwarsa (expired) atau kehabisan stok harus dipantau dan dikelola secara hati-hati.
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan di atas, Anda juga harus mampu membedakan antara ready stock dengan pre-order.
Bukan hanya dari segi ketersediaan barang saja, tetapi juga dari berbagai aspek.
3. Perbedaan Ready Stock dengan Pre-Order
Berikut perbedaan mendasar antara ready stock dengan pre-order yang wajib Anda ketahui:
3.1. Ketersediaan Produk
- Ready Stock – Produknya sudah tersedia di gudang atau toko dan siap untuk dikirim atau pun diambil langsung oleh konsumen sesaat mereka memesannya.
- Pre-Order – Produk pre order berarti barang belum tersedia di gudang atau toko fisik saat pelanggan memesannya, sehingga harus melalukan pemesanan terlebih dahulu satu hari sebelum atau beberapa hari sebelum barang diproduksi
3.2. Waktu Pengiriman
- Ready Stock – Pengiriman produk dilakukan tepat setelah pesanan diproses oleh penjual dan pembayaran diselesaikan
- Pre Order – Waktu pengiriman produk pre-order bisa memakan waktu lebih lama karena harus menunggu waktu produksi dan proses pengiriman
3.3. Kemungkinan Kehabisan Stok
- Ready Stock – Produk ready stock punya risiko kehabisan stok yang tinggi jika permintaan melebihi ketersediaan barang yang ada
- Pre Order – Risiko kehabisan stok pada produk pre order sangatlah kecil, karena pengadaan produk dilakukan usai pesanan masuk
3.4. Proses Pembayaran
- Ready Stock – Pembayaran produk ready stock biasanya dilakukan sebelum atau saat pesanan tiba
- Pre Order – Pembayaran produk pre order kebanyakan dilakukan dengan metode setengah harga sebelum pesanan dibuat atau pembayaran di awal secara penuh tergantung kesepakatan kedua belah pihak
Walaupun keduanya berbeda dari berbagai sisi, tetapi Anda bisa mengelola stok barang sesuai dengan data historis perusahaan sebelumnya.
FAQ
Mengapa barang ready stock yang tertera secara online terkadang tidak sesuai dengan persediaan yang sebenarnya?
Apabila sebuah toko atau perusahaan mencantumkan status barang ready stock, sementara secara fisik persediaan sudah habis, kemungkinan besar pemilik usaha lupa mengubah jumlah stok barang, kualitas barang menurun sehingga enggan untuk dijual, harga belum diperbarui, dan lain-lain.
Apa perbedaan PO dan ready stock?
PO merupakan singkatan dari Pre Order, yang artinya pembelian barang dilakukan dengan cara memesannya terlebih dahulu karena secara fisik produk belum tersedia untuk dijual langsung. Sedangkan ready stock berarti tersedianya barang yang siap dijual secara langsung.
Kesimpulan
Nah, itulah arti ready stock, kelebihan, kekurangan, dan perbedaannya dengan Pre Order dalam dunia bisnis yang kami rangkum untuk Anda.
Untuk mengelola stok atau persediaan, Anda bisa memanfaatkan aplikasi stok barang guna mendukung bisnis agar berjalan lancar.
Jangan lupa untuk berkomentar dan beri kami masukan di laman Plugin Ongkos Kirim agar mampu menyuguhkan artikel berkualitas sesuai kebutuhan readers. Yuk, baca artikel menarik lainnya di Anisa Juniardy seputar Bisnis, Ekspedisi, dan lain-lain. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi operation@tonjoo.
Sumber:
- READY STOCK ATAU PREORDER? – youtube.com/watch?v=8YSTfp3VF1k
- Preordering: Is Selling Without Stock Right for Your Business? – https://whiplash.com/blog/preordering-right-for-your-business/#:~:text=Preordering%20is%20an%20inventory%20management,from%20the%20supplier%20or%20manufacturer