Sudah pernah mendengar istilah buffer stock atau stok penyangga? Ini adalah istilah terkait supply chain yang juga dipelajari dalam manajemen bisnis, termasuk juga teknik industri.
Di era bisnis yang serba dinamis, memahami konsep ini adalah salah satu kunci dalam manajemen logistik.
Pada kesempatan ini, kami akan mengulas apa itu buffer stock, manfaat stok penyangga, dan bagaimana cara menghitungnya. Tidak ketinggalan termasuk juga perbedaan antara buffer stock dan safety stok juga akan kami ulas.
Mari kita mulai dari definisinya!
Apa itu Buffer Stock?
Jika diartikan secara harfiah, Buffer Stock memiliki arti stok penyangga. Terkadang stok ini juga disebut sebagai stok tambahan atau stock cadangan, meski sebenarnya sedikit kurang tepat.
Definisi buffer stock adalah persediaan yang disimpan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan (demand) maupun pasokan (supply).
Mengingat demand dan supply yang tidak sepenuhnya dapat diprediksi, stok cadangan ini bias mencegah kekosongan rak. Tujuan akhirnya, operasional bisnis bisa tetap lancar meski terjadi gangguan atau ketidakpastian supply dan demand.
Namun, perlu dipahami bahwa konsep serupa ini bisa jadi berbeda dalam kaca mata pemerintahan. perbedaan utama terletak pada fokus pemerintah sebagai stabilisasi harga, sementara fokus bisnis untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
Dari definisi di atas, mungkin buffer stock terdengar mirip seperti safety stock. Meski sama-sama berperan sebagai pengaman ketika stok utama habis, namun secara definisi ada perbedaan antara safety stock dan buffer stock.
Manfaat Buffet Stock
Sebelumnya sempat disinggung bahwa buffer stock bisa membantu mengatasi kehabisan stok akibat supply and demand yang tidak stabil. Namun sebenarnya buffer stock juga memiliki banyak fungsi lain.
- Operasional Tetap Terjaga
Proses operasional perusahaan bisa tetap berjalan tanpa henti meski ada gangguan atau fluktuasi pada pasokan bahan baku/komponen. - Mendapatkan Harga Khusus
Pembelian dalam jumlah besar atau disebut juga bulk buy lebih menguntungkan karena harga yang lebih rendah. Dengan menambah volume pembelian untuk buffer stock, margin keuntungan juga bisa lebih besar. - Tidak ada Biaya Order Ulang
Frekuensi pembelian berulang atau order ulang kerap menimbulkan biaya tambahan. Dengan menambah buffer stock, biaya ini bisa ditekan. - Produksi jadi lebih fleksibel
Buffer stock memungkinkan perusahaan untuk memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan jadwal produksi berdasarkan permintaan pasar tanpa khawatir kehabisan stock. - Risiko Kehilangan Pelanggan berkurang
Dengan adanya buffer stock, ketersediaan stock bisa lebih terjamin, sehingga pelanggan bisa mendapatkan produk dengan tepat waktu. Secara tidak langsung membuat pelanggan puas dan loyal.
Itu dia beberapa manfaat buffer stock yang bisa dijumpai baik untuk toko maupun pabrik. Dari situ bisa dipahami betapa pentingnya buffer stock dalam manajemen persedian suatu perusahaan.
Strategi ini bisa berfungsi sebagai alat pelindung dari ketidak pastian eksternal sekaligus untuk meningkatkan efisiensi dan profibilitas.
Contoh Buffer Stock
Setelah mengetahui definisi dan fungsi buffer stock, contoh buffer stock yang lebih konkrit dalam berbagai bidang industri ini bisa membantu untuk memahami konsep ini dengan lebih baik.
- Industri Elektronik
Manufaktur pembuat smartphone bisa menyimpan komponen tambahan seperti layar atau baterai sebagai buffer stock. Dengan begitu, lini produksi bisa dipastikan tetap berjalan lancar meski ada masalah pasokan stok, suku cadang yang gagal, atau gangguan lain terkait suku cadang tersebut. - Industri Otomotif
Sama seperti produksi smartphone, manufaktur otomotif bisa saja memiliki stok tambahan seperti ban untuk memastikan bahwa proses perakitan tidak terganggu karena kekurangan komponen tersebut. - Industri Farmasi
Obat-obatan dengan permintaan tinggi, misalnya menjelang musim tertentu seperti obat flu bisa disimpan dengan stok lebih banyak sebagai buffer stock. Dengan begitu ketersediaan obat untuk pasien bisa lebih terjamin. - Industri Makanan
Restoran cepat saji bisa saja menyimpan beberapa bahan makanan seperti kentang sebagai buffer stock. Dengan begitu, ketika demand meningkat maka restoran tidak perlu kesulitan meencari bahan baku lagi. - Ritel Fashion
Toko pakaian bisa saja menyimpan stok item paling laris dengan dilebihkan sebagai buffer stock, misalnya untuk ukuran paling populer menjelan idul fitri di mana demand baju meningkat. Dengan begitu toko bisa memastikan pelanggan bisa selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dan toko pun tidak kehilangan angka penjualan.
Itu dia beberapa contoh bagaimana buffer stock diterapkan dalam berbagai sektor, mulai dari manufaktur hingga retail.
Meski dalam berbagai bidang berbeda, tujuannya tetap sama, mengurangi risiko gangguan operasional dan memaksimalkan keuntungan serta kepuasan pelanggan.
Cara Menghitung Buffer Stock
Setelah mengetahui contohnya, bagaimana cara mengetahui jumlah buffer stock yang ideal?
Melalui cara menghitung buffer stock ini, Anda bisa memastikan bisnis untuk selalu siap menghadapi fluktuasi permintaan maupun supply dalam supply chain.
1. Rumus Buffer Stock
Sebelumnya, perhatikan terlebih dahulu rumus buffer stock .
Rumus Buffer Stock
“Buffer Stock”=”Lead Time Demand”â(“Average Daily Demand”ÔLead Time”)
Keterangan:
- Lead Time Demand
Jumlah unit yang diharapkan untuk terjual dalam periode waktu saat memesan stok - Average Daily Demand
Demand rata-rata setiap harinya - Lead Time
Lama waktu yang diperlukan mulai dari memesan stok hingga stok tersebut tiba dalam hari.
Setelah mengetahui rumus dan komponen faktor yang terlibat dalam rumus tersebut, simak contoh perhitungan buffer stock berikut.
Baca Juga
2. Contoh Soal Buffer Stock
Mari kita lihat contoh untuk memahami lebih baik:
Anda memiliki toko sepatu yang memiliki data historis bahwa rata-rata angka penjualan adalah 20 pasang sepatu setiap hari. Pemesanan dari pemasok membutuhkan waktu 5 hari untuk tiba. Selama 5 hari tersebut, ada event khusus yang meningkatkan permintaan hingga 120 pasang sepatu.
3. Contoh Perhitungan Buffer Stock
Dari persoalan di atas, diketahui bahwa
- Average daily demand/rata-rata permintaan tiap hari = 20 pasang sepatu;
- Lead time/lama sepatu tiba dari pemasok = 5 hari;
- lead time demand=120 pasang sepatu.
Dengan begitu, bisa dimasukkan ke dalam rumus buffer stock seperti berikut:
Buffer Stock = Lead Time Demand – ( Average Daily Demand x Lead Time )
Buffer Stock = 120-(20×5)
Buffer Stock = 120-100
Buffer Stock = 20
Dari perhitungan di atas, melalui rumus buffer stock bisa diketahui bahwa jumlah stock penyangga yang dianjurkan adalah 20 pasang sepatu.
Jumlah ini dianggap ideal untuk memenuhi permintaan stok yang meningkat sekaligus untuk memenuhi stok dalam waktu tersebut. Risiko kehilangan penjualan karena kekurangan stok pun bisa diminimalisir.
Perbedaan Buffer Stock dan Safety Stock
Istilah buffer stock dan safety stock sebenarnya bisa saja merujuk pada hal yang sama, namun secara konsep keduanya memiiliki tujuan dan cara kerja yang berbeda.
a. Definisi
- Buffer Stock: jumlah stok tambahan yang disimpan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tak terduga.
Dari definisi tersebut, buffer stock berfokus pada variasi permintaan yang disebabkan oleh kejadian tertentu, misalnya peningkatan dalam penjualan karena promosi atau event khusus. - Safety Stock: stok cadangan yang dipegang untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan dalam rantai pasokan. Safety stock menangani pencegahan terhadap risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasokan, misalnya stok yang datang terlambat.
b. Tujuan
- Buffer Stock: untuk memanfaatkan kesempatan yang muncul dari fluktuasi permintaan positif sehingga penjualan bisa dioptimalkan.
- Safety Stock: berperan sebagai lapisan perlindungan terhadap potensi kerugian penjualan karena adanya gangguan pasokan atau keterlambatan pengiriman.
c. Durasi Pemakaian
- Buffer Stock: Biasanya digunakan dalam jangka pendek, sesuai dengan fluktuasi permintaan yang bersifat sementara.
- Safety Stock: Sifatnya lebih permanen dan biasanya diperhitungkan dalam perencanaan stok jangka panjang.
Lain konsep, lain pada praktek. Perlu dicatat bahwa penggunaan stok penyangga dan stok pengaman ini bergantung pada industri dan rantai pasokan masing-masing perusahaan atau sistem yang membawahinya. Bisa saja industri atau perusahaan menerapkan buffer stock dan safety stock atau salah satunya.
Keduanya merupakan strategi penyimpanan barang di gudang yang bisa mengurangi potensi kerugian dan memaksimalkan potensi keuntungan.
FAQ
1. Apa itu Buffer Stock?
2. Mengapa perlu ada Buffer Stock?
3. Bagaimana Cara Menghitung Buffer Stock?
4. Apa perbedaan Buffer Stock dengan Safety Stock?
Sementara itu, Safety Stock adalah stok cadangan untuk mengantisipasi gangguan pasokan atau keterlambatan dari pemasok, lebih kepada perlindungan terhadap risiko rantai pasokan dan biasanya dipertahankan dalam jangka panjang, terutama di hilir.
Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di atas
Akhir Kata
Bagaimana, sudah mulai paham mengenai pengertian buffer stock?
Perlu diingat bahwa strategi penyimpanan barang ini krusial untuk mengoptimalkan manajemen inventori dan memastikan operasi bisnis berjalan dengan baik.
Pasokan dan permintaan memang tidak selalu bisa diprediksi, namun risiko kekurangan dan kelebihan stok bisa ditanggulangi melalui manajemen inventori, termasuk melalui buffer stock.
Ini bisa menjadi solusi atas tantangan inventori yang selalu menuntut ketersediaan barang dengan biaya penyimpanan serendah-rendahnya.
Baca juga artikel menarik seputar Ekspedisi & Logistik di pluginongkoskirim.com yang terkait dengan logistik atau artikel lainnya dari Mufid Hanif. Untuk informasi lebih lanjut atau kebutuhan lainnya, Anda bisa menghubungi kami melalui support@tonjoo.com
Artikel ini telah diperbarui pada 20 Maret 2024. Apabila Anda menemui informasi yang kurang akurat, mohon tinggalkan komentar di bawah.