Ketika menggeluti dunia bisnis terutama dalam bidang manufaktur, pasti pernah terlintas pertanyaan: make to stock adalah?
Make to Stock menjadi salah satu model dari order fulfillment yang banyak digunakan pada manufaktur produk barang umum, seperti barang sehari-hari, fashion, dan produk elektronik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa itu Make To Stock, kelebihan yang ditawarkannya, dan beberapa contoh penggunaannya dalam dunia bisnis.
Mari kita mulai pembahasan mengenai model ini!
Apa yang Dimaksud dengan Make to Stock?
‘Make To Stock‘ atau MTS adalah salah satu pendekatan dalam manajemen rantai suplai di mana produk diproduksi dan disimpan di gudang berdasarkan perkiraan permintaan pasar yang akan datang. Tujuannya adalah memastikan bahwa persediaan selalu siap untuk memenuhi permintaan pelanggan segera setelah pesanan diterima, tanpa perlu menunggu waktu produksi.
Sistem ini bekerja berdasarkan analisis tren permintaan masa lalu dan prediksi masa depan. Sebuah perusahaan yang menerapkan strategi MTS akan memproduksi barang sebelum permintaan datang, dan kemudian menyimpan barang tersebut di gudang. Ketika pesanan diterima, barang tersebut segera dikirimkan kepada pelanggan.
Sistem MTS banyak digunakan di berbagai bidang bisnis, terutama di industri yang memiliki waktu produksi yang lama dan permintaan pasar yang dapat diprediksi, seperti industri otomotif, elektronik, dan konsumer goods. Selain itu, MTS juga umum digunakan dalam bisnis ritel, di mana pengecer perlu memiliki stok yang siap untuk memenuhi permintaan instan pelanggan.
Bisa dibilang, Model ini adalah model yang paling banyak diterapkan dalam consumer Good. Jika dibandingkan model order fulfillment lain, mungkin model ini sekilas terlihat sederhana. Namun, sebenarnya model ini juga melibatkan analisa yang melibatkan keakuratan data historis dan analisis tren.
Menarik kan? Simak penjelasan lebih lanjutnya!
Cara Kerja Make to Stock
Model bisnis Make To Stock (MTS) mengoperasikan produksi berdasarkan prediksi permintaan, bukan berdasarkan pesanan yang diterima. Berikut adalah cara kerja sistem MTS:
- Demand Forecasting
Langkah pertama dalam sistem MTS adalah Demand forcasting atau terkadang disebut juga sebagai proyeksi permintaan dan peramalan permintaan. Menggunakan data penjualan historis dan analisis tren pasar, perusahaan akan memprediksi berapa banyak dan jenis produk apa yang akan dibeli pelanggan di masa mendatang. - Perencanaan Produksi/Production Planning
Setelah permintaan diprediksi, perusahaan akan merencanakan dan menjadwalkan produksi. Mereka akan memastikan bahwa semua bahan baku dan sumber daya yang diperlukan tersedia dan siap digunakan. - Produksi/Proses Manufaktur
Berdasarkan perencanaan produksi, perusahaan akan mulai membuat produk. Produk ini dibuat sebelum ada pesanan dari pelanggan. - Inventory Management
Setelah produk selesai dibuat, mereka disimpan di gudang atau pusat distribusi sampai dipesan oleh pelanggan. - Order Fulfillment
Ketika pelanggan membuat pesanan, produk sudah siap untuk dikirimkan, sehingga waktu tunggu pelanggan dapat diminimalkan.
Sistem MTS menguntungkan dalam situasi di mana permintaan cukup stabil dan dapat diprediksi dengan akurat, serta ketika waktu produksi lebih lama daripada yang pelanggan bersedia tunggu. Hal ini juga efisien ketika skala produksi massal bisa mengurangi biaya produksi per unit.
Diantara proses di atas, Demand Forcasting bisa dibilang belum banyak dibahas. Meski tidak melibatkan stok secara langusng, tetapi demand forcasting ini menjadi elemen krusial dalam operasional bisnis bagi model seperti Make to Stock (MTS). Berikut beberapa alasan mengapa demand forecasting sangat penting.
- Mencegah overstock
- Memastikan stock selalu tersedia untuk kepuasan pelanggan
- Mengurangi rugi-rugi produksi barang yang berlebihan
- Mengurangi limbah produksi dan barang yang tidak laku
Kelebihan dan Kekurangan Make to Stock
Sebagai pengusaha muda, memahami dan menerapkan demand forecasting dengan tepat bisa menjadi kunci sukses dalam mengelola bisnis. Mengingat pentingnya demand forecasting, sangat disarankan untuk menggunakan alat dan teknologi yang bisa membantu proses ini menjadi lebih akurat dan efisien.
Setiap model bisnis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk Make to Stock (MTS). Berikut ini adalah beberapa poin yang perlu dipertimbangkan:
Kelebihan Make to Stock
- Efisiensi Produksi: Karena produksi dilakukan dalam jumlah besar, MTS sering kali menghasilkan efisiensi skala yang bisa menekan biaya produksi per unit.
- Waktu Tunggu Minimum: Pelanggan tidak perlu menunggu barang tersebut diproduksi setelah pemesanan, karena produk sudah siap di stok.
- Ideal untuk Produk Standar: Jika produk yang dibuat tidak memerlukan kustomisasi dan memiliki permintaan yang stabil, maka MTS adalah strategi yang efektif.
Baca Juga
Kekurangan Make to Stock:
- Risiko Persediaan Berlebih: Prediksi permintaan yang tidak akurat bisa berakibat pada overstock, di mana terlalu banyak produk yang tidak terjual dan menghabiskan ruang penyimpanan.
- Kurang Fleksibel: MTS kurang responsif terhadap perubahan tiba-tiba dalam permintaan atau preferensi konsumen, karena produk sudah diproduksi dan siap kirim.
- Waste Issues: Produksi dalam jumlah besar bisa berakibat pada pemborosan bahan baku dan energi, terutama jika permintaan tiba-tiba turun.
Dengan memahami kelebihan dan kekurangan dari Make to Stock, pengusaha muda seperti kalian dapat membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas dan berinovasi dalam upaya untuk meminimalkan kekurangan dan memaksimalkan kelebihan.
Contoh Make to Stock dalam Industri
Membahas contoh dari penerapan Make to Stock (MTS) akan membantu kita memahami model ini dengan lebih baik. Mari kita lihat beberapa industri dan perusahaan yang menerapkan model ini:
- Industri Makanan dan Minuman
Di industri ini, produk biasanya diproduksi dan disimpan sebelum ada pesanan dari pelanggan. Misalnya, produsen snack, minuman ringan, dan produk makanan olahan lainnya. Mereka memproduksi produk berdasarkan peramalan permintaan, lalu mendistribusikannya ke toko-toko ritel. Hal ini memungkinkan konsumen untuk membeli produk kapan saja tanpa harus menunggu waktu produksi.
- Industri Otomotif
Beberapa produsen mobil besar, seperti Toyota dan Ford, juga menerapkan model MTS. Mereka memproduksi sejumlah kendaraan berdasarkan peramalan penjualan dan memasarkannya melalui dealer-dealer mereka. Meski demikian, beberapa produsen juga menerapkan model lain seperti Make to Order (MTO) untuk model atau konfigurasi tertentu.
- Industri Elektronik
Perusahaan seperti Samsung dan Apple, produsen smartphone terkemuka, juga menerapkan model MTS. Mereka memproduksi perangkat berdasarkan estimasi permintaan dan kemudian mendistribusikannya ke toko-toko ritel dan online.
- Industri Pakaian
Brand pakaian seperti Zara dan H&M memproduksi koleksi pakaian berdasarkan tren dan permintaan musiman. Mereka memproduksi dan menyimpan pakaian ini sebelum musim datang, dan segera memasarkannya saat musimnya tiba.
Perlu diingat, meski model MTS efektif untuk banyak bisnis, setiap perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti sifat produk, permintaan pasar, dan kapasitas produksi sebelum memilih model manufaktur yang paling sesuai.
Akhir Kata
Begitulah penjelasan mengenai pengertian make to stock, kelebihan, dan contohnya. Sekarang Anda sudah mengerti kan make to stock adalah apa?
Memang sistem manajemen logistik ini banyak di gunakan di Industri untuk produk seperti off the shelf consumer goods.
Dengan sistem ini, konsumen bisa mendapatkan produk seketika. Sementara dari sisi industri, biaya produksi jadi lebih efisien.
Jika Anda ingin menambahkan informasi lain yang kurang, bubuhkan di kolom komentar ya!
Baca juga artikel menarik seputar Ekspedisi & Logistik di pluginongkoskirim.com yang terkait dengan info ekspedisi, Tikiatau artikel lainnya dari Mufid Hanif. Untuk informasi lebih lanjut atau kebutuhan lainnya, Anda bisa menghubungi kami melalui support@tonjoo.com