Rumus Persediaan Akhir dan Contoh Soalnya, Begini Cara Menghitungnya

Hanif 04 Sep 2024 7 Menit 0

Rumus persediaan akhir menjadi salah satu konsep fundamental dalam manajemen persediaan.

Persediaan akhir merujuk pada nilai jumlah barang yang tersisa di akhir periode pencatatan akuntansi, yang dapat berupa akhir bulan, kuartal, atau tahun.

Dalam dunia bisnis, terutama bagi mereka yang bergerak di sektor ritel, manufaktur, atau distribusi, manajemen persediaan adalah salah satu aspek krusial yang tidak boleh diabaikan.

Persediaan yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan berbagai masalah, mulai dari kehabisan barang (out of stock) hingga penumpukan barang yang tidak laku atau dead stock, yang pada akhirnya dapat merugikan perusahaan.

Dengan rumus persediaan akhir yang tepat, Anda dapat mengoptimalkan stok, mengurangi biaya penyimpanan, dan meningkatkan profitabilitas.

Pengertian Persediaan Akhir

Persediaan akhir adalah jumlah barang atau bahan baku yang tersisa di akhir periode akuntansi tertentu, seperti akhir bulan, kuartal, atau tahun. Misalnya, nilai persediaan akhir dihitung setelah stock opname.

Mengetahui persediaan akhir sangat penting karena ini akan mempengaruhi laporan keuangan, khususnya pada bagian neraca dan laporan laba rugi.

Persediaan akhir juga membantu dalam perencanaan pengadaan barang, pengelolaan gudang, dan strategi penjualan.

Ada beberapa metode perhitungan persediaan akhir yang bisa Anda lakukan. Secara garis besar bisa dibagi menjadi dua, periodik (selama periode waktu tertentu) dan perpetual (setiap transaksi yang berlangsung).

Berikut pembagian metodenya:

  • Rumus persediaan akhir dasar
  • Rumus persediaan akhir metode laba kotor
  • Rumus persediaan akhir metode retail
  • Rumus persediaan akhir metode WIP (work in process)
  • Rumus persediaan akhir metode FIFO (first in first out)
  • Rumus persediaan akhir metode LIFO (last in first out)
  • Rumus persediaan akhir metode rata-rata tertimbang
  • Rumus persediaan akhir metode identifikasi khusus.

Pembahasan lebih lanjut, simak artikel in hingga selesai.

Rumus Persediaan Akhir – Rumus Dasar

Rumus dasar untuk menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut:

Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rumus persediaan akhir dan contoh soalnya, begini cara menghitungnya 1

Di mana:

  • Persediaan Awal adalah jumlah persediaan yang ada di awal periode.
  • Pembelian Bersih adalah total pembelian barang selama periode tersebut dikurangi dengan retur pembelian dan diskon pembelian.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang terjual selama periode tersebut.

Contoh Perhitungan Persediaan Akhir dengan rumus dasar

Misalkan Anda memiliki data berikut untuk bulan Januari:

  • Persediaan Awal: Rp 50.000.000
  • Pembelian Bersih: Rp 30.000.000
  • Harga Pokok Penjualan (HPP): Rp 40.000.000

Maka, perhitungan persediaan akhir akan menjadi:

Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP)
Persediaan Akhir= Rp50.000.000+Rp30.000.000-Rp40.000.000
Persediaan Akhir=Rp40.000.000

Jadi, persediaan akhir untuk bulan Januari adalah Rp 40.000.000.

Rumus Persediaan Akhir Metode Laba Kotor

Cara menghitung persediaan akhir dengan metode laba kotor menemukan nilai persediaan akhir dengan memperhitungkan marjin laba kotor.

Caranya adalah dengan memperhitungkan selisih antara harga jual dan biaya produksi untuk menemukan nilai persediaan akhir.

Persediaan Akhir = HPBT (Harga Pokok Barang Tersedia) – HPP (Harga Pokok Barang)

Untuk menemukan HPBT (Harga Pokok Barang Tersedia atau disebut juga biaya barang tersedia

Biaya Barang Tersedia = Biaya Persediaan Awal +Biaya Semua Pembelian

Sementara untuk menemukan HPP atau harga pokok penjualan adalah sebagai berikut

Harga Pokok Penjualan = Penjualan x Persentase Laba Kotor

Selain itu, mungkin Anda juga perlu menemukan estimasi penjualan bersih dengan rumus berikut

Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – diskon penjualan

Lalu estimasi laba kotor adalah

Laba kotor = penjualan bersih x rasio laba kotor

Contoh perhitungan nilai persediaan akhir dengan metode laba kotor adalah sebagai berikut

Misalkan Anda memiliki data berikut untuk bulan Januari:

  • Persediaan Awal: Rp 50.000.000
  • Pembelian: Rp 30.000.000
  • Retur Pembelian dan Diskon: Rp 2.000.000
  • Penjualan Kotor: Rp 100.000.000
  • Retur Penjualan dan Diskon: Rp 5.000.000
  • Rasio Laba Kotor: 30%

Langkah 1: Hitung Harga Pokok Barang Tersedia (HPBT)
Pembelian Bersih =Rp 30.000.000-Rp2.000.000
=Rp28.000.000

HPBT=Rp50.000.000+Rp28.000.000
=Rp78.000.000

Langkah 2: Hitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP=Rp95.000.000-Rp28.500.000
=Rp66.500.000

Pages: 1 2 3 4

Bagikan ke:
Hanif
Ditulis oleh

Hanif

hi, I'm a SEO content writer with interest on business, entrepreneur, digital marketing, and many more

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *