Rumus Persediaan Akhir dan Contoh Soalnya, Begini Cara Menghitungnya

Hanif 04 Sep 2024 7 Menit 0

Langkah 3: Hitung Persediaan Akhir
Persediaan Akhir=Rp78.000.000-Rp66.500.000
=Rp 11.500.000

Rumus Persediaan Akhir Metode Retail

Nama retail dalam metode ini digunakan karena rumus persediaan akhir ini memang kerap digunakan dalam industri ritel atau retail.

Nilai persediaan akhir pada metode ini didasarkan pada harga jual ritel dari barang-barang yang masih tersedia di rak toko. Rumusnya adalah sebagai berikut.

Persediaan Akhir = HPBT (Harga Pokok Barang yang Tersedia) – HPP (Harga Pokok Penjualan) selama periode tersebut

Untuk menghitungnya, Anda perlu mendapatkan HPP atau harga pokok penjualan terlebih dahulu.

HPP = ((Jumlah Persediaan Awal + Jumlah Pembelian)-Persediaan Akhir) x harga beli rata-rata

Kemudian, hitung juga Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual (HPBT):

HPBT=Persediaan Awal (Harga Pokok)+Pembelian Bersih (Harga Pokok)

Ada juga Harga Jual Barang Tersedia untuk dijual (HJBT) yang perlu dihitung.

HJBT=Persediaan awal (Harga Jual)+ Pembelian Bersih (Harga Jual)

Tidak ketinggalan, ada Persentase biaya ecer yang juga diperlukan

Persentase Biaya Ecer = Biaya Persediaan/ Harga Eceran Persediaan x 100%

Sementara untuk Rasio Harga Pokok terhadap Harga Jual, cara menghitungnya adalah sebagai berikut

Rasio harga Pokok = HPBT/HJBT

Ada juga yang memerlukan perhitungan biaya penjualan

biaya penjualan = penjualan x persentase biaya ecer

Dari data yang disediakan, bisa didapatkan harga pokok barang yang tersedia

Harga Pokok Barang yang Tersedia = Biaya Persediaan Awal + Biaya Semua Pembelian

Satu langkah sebelum menghitung nilai persediaan akhir harga pokok, hitung dulu Persediaan Akhir Harga Jual

Persediaan Akhir (Harga Jual) = HJBT – Penjualan Bersih

Terakhir, hitung Persediaan Akhir (Harga Pokok)

Persediaan Akhir (Harga Pokok) = Persediaan Akhir (Harga Jual) x rasio harga pokok
Rumus persediaan akhir dan contoh soalnya, begini cara menghitungnya 1

Contoh Perhitungan Persediaan Akhir Metode Retail

Misalkan Anda memiliki data berikut untuk bulan Januari:

  • Persediaan Awal (Harga Pokok): Rp 50.000.000
  • Persediaan Awal (Harga Jual): Rp 100.000.000
  • Pembelian (Harga Pokok): Rp 30.000.000
  • Pembelian (Harga Jual): Rp 60.000.000
  • Retur Pembelian dan Diskon: Rp 2.000.000 (Harga Pokok)
  • Penjualan Kotor: Rp 80.000.000
  • Retur Penjualan dan Diskon: Rp 5.000.000

Langkah 1: Hitung Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual (HPBT)

Pembelian Bersih (Harga Pokok) = Rp 30.000.000 – Rp 2.000.000
= Rp 28.000.000

HPBT = Rp 50.000.000+Rp 28.000.000
= Rp 78.000.000

Langkah 2: Hitung Harga Jual Barang Tersedia untuk Dijual (HJBT)

HJBT = Rp 100.000.000 + Rp 60.000.000
=Rp 160.000.000

Langkah 3: Hitung Rasio Harga Pokok terhadap Harga Jual

Rasio Harga Pokok = Rp 78.000.000 / Rp 160.000.000
= 0,4875

Langkah 4: Hitung Penjualan Bersih

Penjualan Bersih = Rp 80.000.000 – Rp 5.000.000
= Rp 75.000.000

Langkah 5: Hitung Persediaan Akhir (Harga Jual)

Persediaan Akhir (Harga Jual) = Rp 160.000.000-Rp 75.000.000
Rp 85.000.000

Langkah 6: Hitung Persediaan Akhir (Harga Pokok)

Persediaan Akhir (Harga Pokok)=Rp 85.000.000×0,4875
=Rp 41.437.500

Rumus Persediaan Akhir Metode WIP (Work in Process)

Metode WIP kerap digunakan untuk menghitung nilai persediaan akhir dari barang-barang yang masih dalam proses produksi. Di dalamnya terasuk bahan baku yang telah dimasukkan ke dalam proses produksi tetapi belum selesai.

Rumus persediaan akhir Metode WIP adalah sebagai berikut

Persediaan akhir = (Persediaan Awal WIP + Biaya Produksi) – HPP (Harga Pokok Produksi)

untuk menemukan Persediaan awal WIP, Anda bisa menggunakan rumus berikut

Pages: 1 2 3 4

Bagikan ke:
Hanif
Ditulis oleh

Hanif

hi, I'm a SEO content writer with interest on business, entrepreneur, digital marketing, and many more

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *